Jika Jepang memiliki upacara minum tehnya yang khas dan penuh ritual, Ethiopia sebagai negara penghasil kopi juga punya tradisi minum kopi. Upacara minum kopi Ethiopia ini tidak sekadar melulu tradisi, namun juga kesempatan untuk bersosialisasi, berkumpul, sekaligus mengapresiasi kopi lezat. Tradisi ini masih kerap diadakan di kota dan pedesaan, dengan cara penyajian kopi yang khas. Bagi orang Ethiopia, diundang ke acara ritual minum kopi semacam ini merupakan kehormatan besar dan tanda bahwa orang tersebut dipandang baik dalam kehidupan bermasyarakat atau dianggap sahabat. Tradisi ini juga dilakukan untuk menyambut tamu serta pada hari-hari perayaan.
Tata Cara Upacara Minum Kopi Ethiopia
Sama seperti upacara minum teh di Jepang, tata cara persiapan kopi di Ethiopia juga memakan waktu cukup lama. Biasanya, yang melakukan keseluruhan prosesnya adalah perempuan, yang mengenakan gaun tradisional. Perlengkapan yang digunakan juga sangat tradisional. Berikut urutan tata cara upacara minum kopi khas Ethiopia:
- Pembuat kopi menebarkan sederet rumput aromatik dan bunga-bunga di lantai serta membakar dupa seperti kemenyan atau setanggi untuk mengusir ruh jahat. Cangkir-cangkir kecil disiapkan di atas nampan dalam posisi berdempetan.
- Kendi gerabah khusus yang disebut jebena diisi air, ditutup dengan sumbat dari jerami, dan direbus di atas api kecil.
- Biji kopi yang masih hijau kemudian dibersihkan dan dipanggang di atas sejenis wajan sambil sesekali diaduk atau digoyangkan. Biji kopi biasanya dipanggang sampai mencapai tingkat kematangan medium atau malah sampai hitam dan berkilau karena minyak. Aroma kopi harus bisa dicium oleh mereka yang berada di ruangan tersebut.
- Biji kopi digiling dengan menggunakan semacam alu dan lumpang yang disebut mukecha dan zenzena. Setelah proses ini selesai, biasanya air di dalam jebena sudah mendidih. Pembuat kopi kemudian memasukkan serbuk kopi secukupnya.
- Pembuat kopi kemudian menuangkan kopi dari ketinggian sekitar 30 cm ke setiap cangkir tanpa memutus alirannya, dan meninggalkan serbuk kopi tetatp di dalam kendi. Orang yang paling tua atau paling dihormati biasanya disuguhi terlebih dahulu. Tamu lain bisa menambahkan gula (atau garam jika di daerah pedesaan).
Secara tradisi, para tamu juga harus memuji si pembuat kopi akan keahliannya membuat dan menyeduh kopi. Sambil menikmati minuman, orang bisa bergosip, bertukar berita atau berdiskusi tentang sosial dan politik.
Dalam tradisi minum kopi ala Ethiopia, siapapun yang disuguhi akan dianggap kasar atau tidak sopan jika tidak minum setidaknya 3 cangkir, di mana tiap suguhan masing-masing disebut abol,tona, dan baraka. Hal ini karena cangkir ketiga dianggap sebagai berkah bagi tamu, sehingga dianggap kasar jika menolak.
Sumber : http://bincangkopi.com/upacara-minum-kopi-ethiopia/